Selasa, 17 Februari 2015

Mengukur Kuat Arus Listrik Browse » Home » Label: Listrik Dinamis, Listrik Statis » Mengukur Kuat Arus Listrik Kuat arus listrik yang mengalir dalam penghantar atau rangkaian listrik dapat diukur besarnya dengan menggunakan amperemeter. Amperemeter ada dua jenis, yaitu amperemeter digital dan amperemeter jarum. Ciri sebuah amperemeter jarum adalah adanya huruf A pada permukaan skala. Bagaimanakah cara mengukur kuat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian listrik? Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa besarnya kuat arus listrik dapat diukur dengan menggunakan ampermeter. Cara menggunakan amperemeter adalah sebagai berikut. Dalam suatu rangkaian, amperemeter dipasang secara seri. Maksudnya, terminal positif amperemeter dihubungkan ke kutub negatif sumber arus. Adapun terminal negatif amperemeter dihubungkan ke kutub positif sumber arus. Amperemeter ada yang mempunyai batas ukur dan skala terbatas. Misalnya sebuah amperemeter batas ukurnya 5A dengan skala 1–10. Jika saat digunakan jarum menunjukkan angka 4 pada skala, besar kuat arus listrik yang terukur adalah sebagai berikut. kuat arus/batas ukur = skala yang ditunjuk/skala maksimum kuat arus/5A = 4/10 sehingga kuat arus = (10/4) × 5A = 2A. Dengan demikian, arus listrik yang terukur sebesar 2 A. Dalam kehidupan sehari-hari, kamu dapat mengamati adanya gejala beda potensial di baterai atau akumulator. Beberapa baterai dapat disusun secara seri maupun paralel. Yang dimaksud susun seri adalah kutub positif disambungkan dengan kutub negatif lainnya. Adapun, untuk susun paralel adalah kutub-kutub yang sejenis disatukan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini. Untuk susun seri akan menghasilkan kuat arus listrik yang lebih besar daripada rangkaian susunan paralel. Hal itu disebabkan oleh bertambahnya beda potensial. Karena itu jika kedua macam rangkaian itu digunakan untuk menyalakan lampu, akan menghasilkan nyala yang berbeda. Dapatkah kamu menjelaskan hal tersebut?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar